Efektifitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih Tunggal (Allium Sativum L) Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis
Abstract
Latar Belakang: Enterococcus faecalis dapat menjadi patogen dan memiliki peran utama sebagai penyebab lesi periradikuler persisten setelah perawatan saluran akar. Bawang putih tunggal berpotensi sebagai anti mikroba karena kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak bawang putih tunggal dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus Faecalis. Metode: Penelitian ini menggunakan uji eksperimen laboratorium dengan post-test only control design dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling pada 4 perlakuan dan 6 pengulangan. Hasil: Zona hambat kelompok 1, 2, 3, dan kontrol positif masing-masing sebesar 49,67; 115,83; 127,17; dan 126,50. Hasil uji one way anova diperoleh nilai p sebesar 0.004 yang lebih kecil daripada 0,05. Kesimpulan: Ekstrak bawang putih (Allium Sativum L) dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% sebagai bahan irigasi dapat menghambat bakteri Enterococcus Faecalis.
References
2. Soni ZZZ, Kusniati R, Rakhmawati AK. Gambaran status kesehatan gigi dan mulut pada pasien prolanis di Puskesmas Kedungmundu. 2020;8(1):11-6.
3. Soraya C, Chismirina S, Novita R. Pengaruh perasan bawang putih (Allium sativum L) sebagai bahan irigasi saluran akar dalam menghambat pertumbuhan Enterococcus faecalis secara in vitro. Cakradonya Dental Journal. 2018;20(1):1-9.
4. Bidjuni M, Harapan IK. Penyakit pulpa pada pasien pengunjung poliklinik gigi di rumah sakit umum daerah kota Kotamobagu tahun 2016-2018. Jigim (Jurnal Ilmiah Gigi Dan Mulut). 2019;2(2):83-8.
5. Ariani Ni GA, Hadriyanto W. Perawatan ulang saluran akar insisivus lateralis kiri maksila dengan medikamen kalsium hidroksida. Clorhexidin. 2013;20(1):52-7.
6. Djuanda R, Helmika VA, Christabella F, Pranata N, Sugiaman VK. Potensi herbal antibakteri cuka sari apel terhadap entracoccus faecalis sebagai bahan irigasi saluran akar. Sound Of Dentistry. 2019;4(2):24-40.
7. Armanda F, Nahzi MYI, Budiarti LY. Efektivitas daya hambat bakteri ekstrak bawang dayak terstandarisasi flavonoid terhadap Enterococcus faecalis (In vitro). Dentino:Jurnal Kedokteran Gigi. 2017;2(2):183–7.
8. Emdi ZS, Nofika R. Penatalaksanaan perawatan saluran akar pada fraktur gigi 21 disertai perforasi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas. Andalas Dental Journal. 2019;7(1) 27–32.
9. Holderman MV, De Queljoe E, Rondonuwu SB. Identifikasi bakteri pada pegangan eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di kota manado. Jurnal Ilmiah Sains. 2017;17(1):13-8.
10. Indrayati. Uji efektifitas larutan bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus Faecalis. Jurnal Kesehatan Perintis. 2020;7(1):178-183.
11. Mardiah. Efektivitas anti bakteri ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) terhadap pertumbuhan Enterococcus Faecalir. Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/ Technology). 2018;2(1):109-115.
12. Krisnawan AH, Dharmawati AG, Mallaleng HR. Formulasi serbuk instan kombinasi bawang putih lanang hitam (Allium sativum L.) dan bunga rosella (Hibicus sabdariffa L.) dengan Metode Foam Mat Dying. Jurnal farmasi. 2022;7(1):15-20.
13. Wahyuni S, Anita A, Panjaitan CE. Penyuluhan manfaat bawang putih tunggal untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus dan bakteri dijalan pimpinan medan. Jurnal pemberdayaan social dan teknologi masyarakat. 2023;2(2):161-4.
14. Eva AFZ, Astuti LA, Arifin FA, Aslan S, Syam S, Muthalib AA. Perbedaan efektivitas ekstrak sarang semut terhadap daya hambat Enterococcus faecalis sebagai bahan irigasi saluran akar. Sinnum Maxillaofacial Jurnal. 2019;1(2):1-6.
15. Fahmi YI, Andriana A, Hidayati DS. Uji daya hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum L) terhadap bakteri (Staphylococcus aureus). Jurnal Kedokteran. 2019;4(2):82-90.