Gambaran Umum Penggunaan Kawat Gigi pada Pelajar SMK 1 Tulin Onsoi Kalimantan Utara
Abstract
Pendahuluan: Penggunaan alat ortodonti (kawat gigi) saat ini telah banyak digunakan oleh masyarakat luas mulai dari anak-anak sampai dewasa. Mayoritas alat ortodonti digunakan oleh kalangan remaja. terutama remaja SMA/SMK usia 14-17 tahun. Mereka tampaknya menggunakan alat tersebut untuk mengikuti tren dan gaya hidup tanpa memikirkan dampaknya. Tujuan: Mengetahui gambaran umum penggunaan kawat gigi di kalangan remaja. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan survei komparasi. Subjek penelitian ialah pelajar SMK 1 Tulin Onsoi yang berusia 14-17 tahun, teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil uji Chi-square didapatkan penggunaan kawat gigi berdasarkan tingkat pengetahuan (nilai p = 0.002<0.05), berdasarkan usia (nilai p = 0.000<0.05), dan berdasarkan sosial budaya (p-value=0.000<0.05). Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan kawat gigi berdasarkan pengetahuan, usia, dan sosial budaya.
References
2. Widhiastutiningsih S, Ediati S, Almujadi. Tingkat pengetahuan ortodontik dengan kepatuhan kontrol pasien ortodontik cekat di klinik bright dental care Yogyakarta. Jurnal Gigi dan Mulut, 2015;2(1):20-4.
3. Aldira C, Kornialia, Adriansyah. Penilaian tingkat keberhasilan perawatan ortodontik dengan piranti lepasan berdasarkan indeks PAR di RSGM Universitas Baiturrahmah Tahun 2012-2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 2019;8(4):27-32.
4. Alawiyah, T. Komplikasi dan resiko yang berhubungan dengan perawatan orthodonti. Jurnal Ilmiah WIDYA. 2017;4(1):256-61.
5. Herwanda H, Arifin R, Lindawati L. Pengetahuan remaja usia 15-17 tahun di sman 4 kota Banda Aceh terhadap efek samping pemakajan alat ortodonti cekat. J Syiah Kuala Dent Soc, 2016:1(1):79-84.
6. Maryanto M, Azizah NL. Perubahan sosial budaya masyarakat desa ngebalrejo akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. IJSSE, 2019;1(2):158-68.
7. Izzatur R, Daud ZFM. Ilmu Pengetahuan dari John Locke ke Al-Attas. Aceh. 2015.
8. Natassa J, Rachmathika I, Lubis R. Gambaran pengetahuan sikap dan motivasi pasien pada pemakaian retainer pasca fixed ortodonti di perfect smile Pekanbaru. 2016:1(1):1-10
9. Khairusy CH, Adhani R, Diana W. Hubungan tingkat pengetahuan responden dengan pemilihan operator selain dokter gigi ditinjau dari bahaya pemasangan alat ortodontik. Banjarmasin: Jurnal Kedokteran Gigi. 2017.
10. Widyaningsih, Suharyantara D. Promosi dan advokasi kesehatan. Yogyakarta: Deepublish: 2020.
11. Wulandari A. Karakteristik pertumbuhan perkembangan remaja dan implikasinya terhadap masalah kesehatan dan keperawatannya. Bima: Jurnal Keperawatan Anak, 2014;2(1):29-43.
12. Utari TR, Putri MK. Orthodontic treatment needs in adolescents aged 13-15 years using orthodontic treatment needs indicators. JIDA, 2019;2(2):49-55.
13. Sarifandi S. Ilmu pengetahuan dalam perspektif hadis nabi. 2014.
14. Simbolon BH. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam perawatan maloklusi anak usia 10 sampai 14 di Bandar Lampung. Jurnal Keperawatan, 2012;8(1):45-51.
15. Pratiwi H. Fenomena penggunaan behel gigi sebagai simbol dalam proses interaksi sosial pada kalangan remaja diperkotaan. Jurnal Unair. 2016;5(1):1-15.